Rabu, 31 Agustus 2016

Sepucuk surat edisi NOSTALGIA

"Maafkanlah aku bila ku telah buat kau menangis. aku ingin kau shofwah yang dulu, adik kecilku yang manis, baik, patuh dan baik hati, tapi sekarang dia menghilang, aku tak tau dia kemana, ku rindu sosoknya yang humoris dan sapaannya. Dia sekarang tlah pergi, shofwah yang sekarang semakn jutek, suka marah, gampang marah pokoknya dia sekarang berubah. ku rindu sosoknya, rindu 1/2 mati. Apakah dia akan kembali? taukah dia tak akan kembali lagi?
Sungguh ku juga tak berubah, ku masih seperti ____ yg suka marah2, ku juga tak menjauh darimu. Ku kan mencarimu setelah kau menyinari Sabilul Muttaqin, panggilah aku dg sinarmu yg terang. Buatlah Sabilul bangga punyamu, ku inginkan shofwah yang tegar, kuat & slalu tersenyum dalam hadapi semua cobaan. Yakinlah kau bahwa kebahagiaan menantimu di ujung jembatan ini, maka teruslah berjalan. Pandanglahlurus jangan kau menengok ke belakang karena itu akan buatmu goyah dan kau kebali lagi. Jangan pula kau menengok ke bawah karena itu akan buatmu takut melangkah dan kau akan berhenti di tengah jalan.
Tegarlah seperti karang walau ombak selalu menerjangmu, jangan kau ikut terkikis oleh air laut.
Teruslah melaju walau angin topan dan badai selalu menerjang, bersabarlah karena perjalanan ini masih panjang dan masih banyak tikungan di jalan sana, berjalanlah terus jangan kau turun, berjalanlah ambilah bintang yang terang, ambilah bintangmu di puncak gunung itu, kau akan bahagia. JADLAH SUPERSTAR BAGI SEMUA"


say me "aku akan berusaha bersinar di tempat yang lain karena aku mulai memijakkan langkah pada tempat yang asing, dan bukan tempat yang dulu lagi, karena aku sudah gagal disana. Dan kini ku akan bersinar sesua dg apa yg kau harap"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar